Laga Oxford United kontra Leeds United pada pekan ke-43 championship/”>Championship musim 2024-2025 menjadi malam yang mengecewakan, tak hanya bagi Oxford, tapi juga bagi striker timnas Indonesia, Ole Romeny. Diharapkan menjadi senjata penyerang tambahan di babak kedua, Romeny justru tampil di bawah ekspektasi dalam kekalahan tipis 0-1 di kandang sendiri, The Kassam Stadium, Jumat (18/4/2025) waktu setempat.

Gol tunggal Leeds dicetak Manor Solomon pada menit ke-33, dan sejak itu Oxford terus berupaya membalas. Pelatih Gary Rowett kemudian memasukkan Ole Romeny di menit ke-65 menggantikan Mark Harris, dengan harapan sang penyerang bisa membawa perubahan di lini depan.

Namun yang terjadi justru sebaliknya. Romeny terlihat seperti memakai ‘mode kalem’ — seolah tak mampu terlibat banyak dalam permainan. Ia gagal melepaskan satu pun tembakan selama lebih dari 25 menit berada di lapangan. Tak hanya itu, ia hanya mencatat sembilan sentuhan dan tujuh operan, yang hanya tiga di antaranya tepat sasaran, membuat akurasi operannya hanya menyentuh angka 28 persen.

Minim kontribusi dari lini depan berkontribusi pada hasil pahit yang harus diterima Oxford. Dengan kekalahan ini, mereka tetap tertahan di posisi ke-19 klasemen sementara Championship, mengoleksi 48 poin dari 43 pertandingan yang sudah dilakoni — terlalu dekat dengan zona degradasi untuk merasa aman.

Di sisi lain, Leeds United justru makin menggila. Tambahan tiga poin membawa mereka naik ke puncak klasemen dengan torehan 91 poin, menyamai perolehan Burnley namun unggul selisih gol. Tim yang bermarkas di Elland Road itu makin dekat dengan peluang promosi ke Premier League musim depan.

Leeds memang bukan tim sembarangan. Mereka punya sejarah panjang dan prestasi mentereng di Liga Inggris, termasuk tiga gelar First Division — kasta tertinggi sebelum era Premier League — pada musim 1968-1969, 1973-1974, dan terakhir 1991-1992.

Bagi Oxford, malam ini menjadi momen refleksi. Untuk Romeny sendiri, performa di laga ini jelas menjadi catatan penting. Dengan waktu tersisa di musim ini yang makin menipis, setiap menit bermain bisa jadi penentu bagi masa depannya di klub maupun di level internasional.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *