Gol999 – Paris Saint-Germain tampil mengejutkan musim ini, menunjukkan performa mengesankan justru setelah era Kylian Mbappe berakhir. Di bawah arahan Luis Enrique, skuad ibu kota Prancis kini hanya tinggal selangkah lagi menuju final Liga Champions usai menaklukkan Arsenal di kandangnya pada leg pertama semifinal, Selasa (29/4/2025).
Gol cepat dari Ousmane Dembele di Emirates Stadium menjadi penentu kemenangan yang membuka jalan PSG ke laga puncak.
Prestasi ini cukup mengejutkan, mengingat perjalanan PSG di fase grup sempat goyah. Mereka nyaris tersingkir lebih awal, terlempar dari posisi 24 besar dan hanya bisa mengamankan tempat di fase gugur usai memenangi tiga laga penting kontra Salzburg, Manchester City, dan Stuttgart secara beruntun.
Setelah itu, PSG bangkit dengan luar biasa. Mereka mengalahkan Brest dua kali secara meyakinkan (3-0 dan 7-0) untuk menembus babak 16 besar. Di fase tersebut, Les Parisiens secara beruntun menyingkirkan Liverpool melalui adu penalti dan Aston Villa dengan agregat tipis untuk melaju ke semifinal menghadapi Arsenal—wakil terakhir dari Liga Inggris.
Dengan kemenangan di leg pertama, PSG hanya butuh hasil imbang di kandang sendiri untuk mencapai final kedua dalam sejarah klub di Liga Champions, setelah edisi 2019/2020 yang berakhir pahit karena kekalahan dari Bayern Muenchen.
Yang membuat pencapaian kali ini lebih istimewa adalah absennya Mbappe, ikon klub yang memilih hijrah ke Real Madrid musim panas lalu. Tanpa trio yang pernah menakutkan – Mbappe, Messi, Neymar – PSG justru menjelma menjadi tim yang lebih padu.
Luis Enrique sudah optimistis sejak awal bahwa timnya bisa berkembang lebih seimbang tanpa kehadiran sosok sentral seperti Mbappe. Ia menekankan pentingnya kontribusi kolektif di atas ketergantungan pada satu pencetak gol utama.
Pernyataan berani Enrique terbukti di lapangan. Kini, PSG berpeluang mengamankan treble – setelah mengunci gelar liga domestik, lolos ke final Piala Prancis, dan berada di ambang final Liga Champions.
Sementara itu, Mbappe yang bersinar secara individu di musim perdananya bersama Real Madrid justru menghadapi kenyataan pahit. Klub barunya gagal bersaing di berbagai kompetisi: gugur di Liga Champions, kalah dari Barcelona di dua ajang domestik, dan tertinggal di LaLiga.
Pengamat sepak bola menyebut PSG versi saat ini jauh lebih stabil. Tanpa kehadiran satu bintang dominan, keseimbangan tim meningkat. Pelatih mereka pun mendapat pujian karena berhasil memadukan filosofi dan kedisiplinan tim secara harmonis.
Pengakuan atas kualitas PSG kini datang dari berbagai pihak. Klub tak lagi bergantung pada pamor satu pemain, tetapi membuktikan bahwa kekuatan kolektif bisa membawa mereka ke puncak.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan