Gol999 – Spekulasi soal masa depan Carlo Ancelotti di Real Madrid kembali mencuat usai kegagalan tim di ajang Liga Champions. Sang juara bertahan harus angkat koper di babak perempat final setelah dipermalukan Arsenal dengan agregat mencolok, 1-5.
Meski Ancelotti masih berpeluang mempersembahkan gelar La Liga dan Copa del Rey musim ini, kegagalan di kompetisi Eropa dianggap mencoreng reputasi klub. Manajemen pun mulai mempertimbangkan opsi lain untuk posisi pelatih.
Satu nama yang mencuat dan paling santer disebut adalah Xabi Alonso. Mantan gelandang elegan yang kini sukses sebagai pelatih Bayer Leverkusen ini disebut-sebut sebagai sosok yang ideal untuk mengambil alih tongkat estafet dari Don Carlo.
Alonso masih terikat kontrak dengan Leverkusen hingga Juni 2026. Secara teknis, Real Madrid bisa mendapatkannya tanpa biaya jika bersedia menunggu hingga kontraknya habis. Namun, Los Blancos tampaknya tak mau menunggu lama.
Ambisi membangun era baru lebih cepat membuat Madrid siap untuk menebus Alonso begitu musim ini berakhir. Nilai kompensasi yang dibutuhkan? Sekitar 8 juta euro—jumlah yang diyakini cukup untuk membuat Leverkusen mengizinkan kepergian pelatih asal Spanyol tersebut lebih awal.
Melihat pencapaian Alonso bersama Leverkusen, langkah ini terasa masuk akal. Di musim lalu, ia berhasil membawa klub menjuarai Bundesliga dengan rekor luar biasa: tak terkalahkan sepanjang musim. Leverkusen juga sukses menjuarai DFB-Pokal dan sempat mencatat rekor tak terkalahkan dalam 51 pertandingan, sebelum akhirnya dihentikan oleh Atalanta di final Liga Europa.
Dengan rekam jejak seperti itu, tak heran jika Real Madrid melihatnya sebagai pilihan masa depan.
Lebih dari sekadar prestasi, Alonso punya ikatan emosional kuat dengan Los Blancos. Ia pernah mengenakan jersey putih Madrid dari 2009 hingga 2014, mencatatkan lebih dari 230 penampilan dan menjadi bagian dari skuad yang meraih gelar Liga Champions 2013/2014.
Sosoknya dihormati di ruang ganti, dicintai suporter, dan paham betul tentang nilai serta kultur klub. Jika benar-benar kembali ke Santiago Bernabéu sebagai pelatih, Alonso bukan hanya pulang ke rumah—dia datang untuk membangun babak baru yang penuh harapan.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan