Pelatih Napoli, Antonio Conte, kembali menjadi sorotan setelah melontarkan pernyataan yang cukup mengejutkan menjelang pertandingan melawan Monza di pekan ke-33 Serie A. Alih-alih menebar optimisme jelang laga penting, Conte justru memberikan sinyal frustrasi yang mendalam soal situasi internal timnya.
Padahal, secara klasemen, napoli/”>Napoli masih berada dalam jalur perebutan gelar juara Serie A musim ini. Dengan koleksi 68 poin dari 32 pertandingan, Partenopei hanya tertinggal tiga angka dari Inter Milan yang sementara memuncaki klasemen. Di atas kertas, peluang untuk menyamai atau bahkan menyalip Inter terbuka lebar — apalagi karena pekan ini Napoli hanya menghadapi juru kunci Monza, sementara Inter harus berhadapan dengan tim tangguh Bologna.
Namun, dalam konferensi pers sebelum laga, Conte justru mengungkapkan kekecewaannya terhadap manajemen klub, khususnya terkait keputusan-keputusan strategis yang dinilai melemahkan tim. Salah satu yang disorot adalah penjualan Khvicha Kvaratskhelia ke PSG pada pertengahan musim — langkah yang dianggap banyak pihak sebagai blunder besar, mengingat peran vital sang winger bagi tim.
“Saya tidak akan menyangkal apa pun,” ucap Conte, dikutip dari Tuttomercatoweb. “Kalian sendiri bisa melihat situasinya. Saya juga tidak suka harus mengulang-ulang hal yang sudah jelas.”
Dengan nada tegas, Conte menyampaikan bahwa sejak awal ia mengharapkan Napoli bukan sekadar menjadi tim pelengkap di liga.
“Saya ingin klub ini punya ambisi besar. Tapi setelah delapan bulan di sini, saya menyadari ada banyak hal yang ternyata tidak bisa diwujudkan.”
Ucapan itu menyiratkan adanya kesenjangan antara ekspektasi Conte dan realitas di Napoli. Sebagai pelatih dengan mental juara, Conte memang dikenal tak kompromi soal kualitas skuad. Ia butuh tim yang benar-benar kompetitif — seperti yang ia dapatkan ketika membawa Juventus dan Inter menjadi juara Serie A, atau saat membesut Chelsea menjuarai Premier League.
Pada kesempatan yang sama, Conte juga memberikan kredit untuk mantan klubnya, Inter Milan, yang kini tampil impresif di semua ajang.
“Selamat untuk Inter. Mereka ada di semifinal Liga Champions karena mereka memang tim yang kuat. Tidak perlu dijelaskan panjang lebar, performa mereka berbicara sendiri,” katanya.
Pernyataan tersebut seolah menjadi perbandingan yang halus namun tajam antara Inter dan Napoli — satu memiliki struktur dan skuad tangguh, sementara yang lain, menurut Conte, belum bisa memberikan dukungan penuh untuk bersaing secara konsisten.
Kontrak Conte bersama Napoli sejatinya baru dimulai musim ini dan masih akan berlangsung hingga tiga tahun ke depan. Tapi aroma ketidakcocokan sudah mulai tercium, dan spekulasi pun bermunculan. Salah satu rumor menyebut bahwa AC Milan bisa menjadi destinasi baru Conte apabila ia memutuskan untuk hengkang lebih cepat. Klub berjuluk Rossoneri itu disebut sedang mencari pelatih berkarakter kuat untuk memimpin proyek baru mereka.
Dengan latar belakang empat gelar Serie A yang telah ia kantongi bersama Juventus dan Inter, tak heran jika nama Conte selalu dikaitkan dengan klub-klub besar. Namun apakah ia masih akan bertahan di Napoli musim depan? Atau justru memilih pergi karena merasa misinya tak bisa dijalankan dengan maksimal?
Waktu akan menjawab. Yang pasti, pernyataan terbaru Conte menunjukkan bahwa gejolak di balik layar Napoli jauh dari kata tenang.
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan