Di tengah hiruk pikuk Liga Italia yang dipenuhi raksasa-raksasa tradisional seperti Juventus, Inter Milan, dan AC Milan, sebuah kejutan diam-diam muncul dari Como — klub milik konglomerat Indonesia yang kini menjadi buah bibir karena performanya yang terus menanjak.

Sejak diambil alih oleh Grup Djarum pada 2019, Como perlahan namun pasti membangun pondasi klub yang solid. Musim ini, mereka berhasil mencuri perhatian banyak pihak, termasuk pelatih lawan, berkat permainan apik dan pergerakan strategis yang mereka tunjukkan.

Meski sempat terseok-seok di awal musim, dengan empat pertandingan tanpa kemenangan dan sempat terperosok ke zona degradasi hingga November, Como bangkit dengan cara yang sangat meyakinkan. Di bawah arahan pelatih muda yang juga mantan gelandang top dunia, Cesc Fabregas, Como tampil jauh lebih kompetitif setelah jendela transfer musim dingin. Kehadiran pemain-pemain anyar seperti Nico Paz benar-benar memberi dampak signifikan.

Bukti nyatanya? Como sukses menumbangkan Napoli dengan skor 2-1 dan menaklukkan Fiorentina 2-0 — dua tim besar yang tengah dalam performa bagus. Napoli bahkan digadang-gadang sebagai salah satu kandidat kuat juara Serie A musim ini, sementara Fiorentina baru saja menjejak semifinal UEFA Conference League.

Kini, I Lariani tengah menikmati laju tak terkalahkan dalam tiga laga terakhir, dengan dua kemenangan beruntun yang mengangkat mereka ke posisi 13 klasemen. Momentum positif ini bisa terus berlanjut karena pada pekan ke-33, Sabtu (19/4/2025), Como hanya akan berhadapan dengan Lecce — tim yang berada di zona bawah.

Menjelang laga tersebut, pelatih Lecce, Marco Giampaolo, memberikan komentar yang cukup menyentuh. Ia tak ragu melontarkan pujian terhadap kinerja Fabregas dan kualitas permainan Como.

“Fabregas menjalankan tugasnya dengan luar biasa,” ujar Giampaolo seperti dikutip dari Calciomercato. “Saya punya respek tinggi untuknya. Saya suka bagaimana timnya bermain.”

Giampaolo bahkan mengaku telah menyampaikan kekagumannya secara langsung kepada Fabregas beberapa minggu lalu.

Como itu tim hebat yang sedang menyamar sebagai tim biasa. Mereka punya beberapa hal yang bahkan bisa membuat tim-tim besar iri,” ungkapnya.

Meski demikian, ia tetap menegaskan timnya tidak akan menyerah begitu saja. Menurut Giampaolo, pertandingan nanti akan sangat bergantung pada kesiapan mental dan psikologis tim.

“Kami harus bermain sebagai satu kesatuan, mengerti betapa pentingnya pertandingan ini, dan tidak goyah saat Como mendominasi bola. Semua kembali ke mentalitas. Kami harus kompak, saling menopang, dan siap menderita jika dibutuhkan,” pungkas eks pelatih AC Milan itu.

Como kini tak hanya menjadi simbol kebangkitan sebuah klub kecil, tapi juga representasi strategi jangka panjang yang mulai membuahkan hasil nyata. Dengan Fabregas di kursi pelatih dan visi kuat dari pemiliknya, Como bukan lagi sekadar tim semenjana — mereka adalah ancaman serius yang tak boleh dipandang sebelah mata.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *